Kamis, 03 Februari 2022

Keslimasy Gelar FGD, Bahas Dampak Ekologi, Sosial Ekonomi dan Kearifan Lokal Hutan Mangrove Terhadap Masyarakat Persisir.



 

Suara Kedaulatan News.Id 
Bengkalis.kamis- 03-02-2022.


Kelompok Study Lingkungan dan Masyarakat (Keslimasy) menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas dampak hutan mangrove terhadap ekologi, sosial ekonomi dan kearifan lokal masyarakat pesisir Kecamatan Bantan, FGD dilaksanakan di lantai dua ruang rapat kantor Bappeda Kabupaten Bengkalis pada jumat, (29/10/2021). 

Ketua Keslimasy, Muhamad Iskandar mengatakan FGD merupakan bagian penting dari tahapan kajian yang dilakukan tim sebelum finalisasi naskah dengan meminta masukan dari beberapa pihak berkepentingan terkait isu Pengelolaan dan perlindungan mangrove di Kecamatan Bantan. Tenaga ahli yang juga penasehat umum Keslimasy Hendra Saputra, menyampaikan "hasil data observasi temuan lapangan kajian ini nantinya akan di senergikan dengan data pencitraan udara, luasan mangrove dan kondisi abrasi yang ada di Kecamatan Bantan agar dokumen ini bisa menjadi acuan pembangunan kawasan persisir berkelanjutan khususnya di pulau bengkalis Kecamatan Bantan". 

Ungkap Miswadi, tenaga ahli yang juga aktif di Mangrove Research Intitute (MRI) mengatakan "dari beberapa penelitian yang telah kami lakukan di Kecamatan Bantan, adapun upaya pendampingan yang dilakukan agar dokumen yang dihasilkan oleh tim kajian merupakan karya ilmiah dan dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah" tutup miswadi.  Wakil Koordinator Jikalahari, Okto Yugo Setio menyebut "kajian yang dilakukan Jikalahari bersama Keslimasy ini merupakan bentuk partisipasi retorasi gambut dan rehabilitasi mangrove, apa lagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis memiliki MOU dengan Badan Retolasi Gambut dan Mangrove (BRGM). 


Dari apa yang dipaparkan tim dapat kita lihat bahwa ini merupakan data primer temuan lapangan yang memang penting dan dibutuhkan pemerintah Kabupaten Bengkalis" selain bengkalis, kajian terkait mangrove juga kita laksakan di Indra Giri Hilir bersama Lembaga Bangun Desa Payung Negeri (BDPN) ungkap Okto. Kajian ini juga mendapat dukungan dan harapan dari perwakilan perangkat daerah yang ikut dalam FGD.  


"Kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi terutama di lokasi yang secara prioritas perlu dilakukan penanganan secepatnya" kata Kabid  Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah  Bappeda Kabupaten Bengkalis, Rahmah Wati Putri. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga menyatakan dukungan terhadap kajian yang dilakukan "kami sangat terbantu dengan adanya kajian yang dilakukan tim, untuk melengkapi data di Intansi kami. Adapun masukan dari kami agar kedepannya kajian terkait jenis tanaman yang seseuai untuk ditanami di kawasan pesisir utara Kecamatan Bantan juga dilakukan kajian guna mengurangi dampak kegagalan ketika melakukan penanaman bibit mangrove" kata Kasi Kerusakan Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Mira Apriani. "Kami berharap dengan kajian ini bisa memberikan dampak kesadaran bagi semua kalangan dalam pelestarian lingkungan, karena dari data yang dipaparkan sejalan dengan pendampingan ekowisata di Kecamatan Bantan diantaranya Desa Selat Baru, Desa Berancah dan Desa Mentayan. 

Kami juga membentuk dan mendampingi kelompok sadar wisata pokdarwis di Kecamatan Bantan" kata Kepala UPT Kecamatan Bantan, Candra Kusuma. Selain perwakilan perangkat daerah, FGD ini juga di hadiri Jikalahari, Tenaga Ahli, Brimapala Sungkai Fakultas Pertanian Universitas Riau, Mapala Humendala Fakultas Ekonomi Universitas Riau dan  Mapala Laksamana Politeknik Bengkalis.
Nara Hubung:
Muhammad Iskandar
0812-6642-0935
 (Rus).
Editor Budiman.
Keslimasy Gelar FGD, Bahas Dampak Ekologi, Sosial Ekonomi dan Kearifan Lokal Hutan Mangrove Terhadap Masyarakat Persisir.
4/ 5
Oleh