Suara Kedaulatan News.Id
Meranti-jum'at-23-07-2022.
Sempat di putuskan Pemkab Meranti tidak mengirimkan peserta kafilah Meranti ke MTQ tingkat provinsi Riau di Rohil meskipun sudah terdaftar secara resmi oleh LPTQ kabupaten Meranti sebanyak 14 peserta yang ikut serta ajang seni baca Al-Qur'an ,yang di selenggarakan di Rohil menjadi tanda tanya besar oleh masyarakat Meranti.
"Bagai mana tidak sebelum nya Pemkab Meranti sudah secara resmi mendaftarkan kafilah Meranti tetap ikut di ajang seni membaca Al-Qur'an ke tingkat provinsi Riau ini"
Sebelumnya para relawan donasi pun sudah sempat mendapatkan angin surga dengan adanya peserta kafilah kita sudah di urus langsung oleh pemkab, Setelah resmi mendaftarkan sebanyak 14 qori dan qoriah untuk mengikuti Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XL Provinsi Riau di Kabupaten Rokan Hilir, tiba-tiba saja LPTQ Kepulauan Meranti satu hari mau memberangkatkan kafilah Meranti LPTQ Meranti memberikan kabar tidak memberangkatkan para kafilah karena tidak
diberi izin oleh Bupati Kepulauan Meranti.
Koordinator penggalangan donasi untuk kafilah MTQ, Sugianto mengatakan bahwa dirinya juga tidak mengetahui persis kenapa secara tiba-tiba LPTQ dan Pemkab Kepulauan Meranti membatalkan keberangkatan kafilah.
"Kami baru mendapat kabar tadi pagi, bahwa rombongan Khafilah Kepulauan Meranti tidak jadi berangkat. Sehingga
ini sangat menjadi kerisauan bagi kami semua. Padahal ini sudah resmi didaftarkan, kok bisa pula dibatalkan, ini namanya tidak bertanggungjawab," kata Sugianto, Kamis (21/7/2022) siang.
Pria yang akrab disapa Mas Tato ini juga menyebutkan dirinya tidak habis pikir dengan pikiran Bupati dengan kebijakannya yang terkesan tidak koperatif.
"Demi nama baik Meranti kami dari pada relawan donasi Meranti, tidak mengerti apa yang menjadi pikiran Bupati saat ini. Waktu itu dia memang tidak ingin memberangkatkan kafilah dengan alasan banyak yang belum berkualitas. Namun ketika para qori dan qoriah yang menjadi pemenang saat MTQ tingkat kabupaten beberapa waktu lalu sudah didaftarkan tidak juga diberangkatkan, ini sudah tampak seperti main-main," ungkapnya.
Dikatakan Mas Tato, para qori dan qoriah terpaksa berangkat mandiri tanpa adanya dukungan biaya sepeser pun dari Pemkab Kepulauan Meranti. Untuk itu pihaknya pun kembali mencarikan kekurangan dana yang ada.
"Padahal kemaren mereka yang mendaftarkan dan meminta waktu pendaftaran diperpanjang, namun mereka pula yang membatalkan keberangkatan. Untuk itu kami dari tokoh-tokoh masyarakat
mengambil sikap untuk membantu dan mencarikan dana agar kafilah tetap bisa berangkat, kondisi seperti ini sudah kami antisipasi sejak awal penggalangan dana" ujarnya.
Diceritakan Mas Tato, pihaknya senang setelah mendapatkan kabar para qori dan qoriah sudah didaftarkan secara resmi dan pihaknya pun sudah berencana untuk membagikan uang hasil donasi kepada mereka sebagai uang saku.
"Kami sangat senang ketika mendapatkan kabar para qori dan qoriah sudah didaftarkan secara resmi, dan seperti niat awal kami pun berencana untuk memberikan santunan hasil penggalangan donasi sebagai uang saku. Ternyata satu hari jelang keberangkatan Pemkab Kepulauan Meranti tidak jadi mengirimkan kafilah, untuk itu dengan anggaran yang ada kami gunakan untuk memberangkatkan mereka dengan mencarikan sumber tambahan lainnya," ujarnya.
Dikatakan Mas Tato, ide awal penggalangan dana tercetus saat Pemkab Kepulauan Meranti tidak memberangkatkan para kafilah untuk mengikuti MTQ tingkat Provinsi Riau. Banyak pihak yang terlibat saat itu, mereka diantaranya Pemuda Pancasila, awak media, tokoh masyarakat dan pemuda serta mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi.
"Penggalangan donasi muncul karena ada rasa kerisauan dan kami merasa terpanggil, kita melihat Pemkab Kepulauan Meranti tidak mengirimkan kafilah. Anggota Pemuda Pancasila, awak media, mahasiswa kami libatkan untuk menghimpun dana dan Alhamdulillah pengusaha dan warga non muslim pun berpartisipasi ikut membantu. Apa yang kami lakukan hanyalah untuk menjaga semangat para kafilah dan marwah negeri, semoga apa yang kami lakukan bisa bermanfaat," tuturnya.
Untuk biaya keberangkatan, saat ini dari hasil donasi sudah terkumpul uang sebesar Rp 41 juta, sementara anggaran yang dibutuhkan untuk memberangkatkan 23 orang yang terdiri dari 14 peserta dan 9 official dibutuhkan biaya Rp 62 juta.
"Keberangkatan kafilah MTQ ini dilaksanakan secara mandiri yang disupport oleh para relawan lewat donasi yang dikumpulkan dari masyarakat Kepulauan Meranti. Untuk kekurangan biaya masih dalam tahapan diupayakan," ucapnya.
Peserta Berkurang, Terkesan Ada Intervensi
Keberangkatan kafilah MTQ yang mewakili Kabupaten Kepulauan Meranti ini terkesan tidak semarak. Selain pelepasannya yang hanya dilakukan di Pelabuhan, juga tidak ada satupun terlihat pengurus LPTQ maupun pejabat instansi pemerintah yang terlihat hadir.
Di Pelabuhan Tanjung Harapan, selain pihak keluarga, para qori dan qoriah hanya diantar oleh beberapa tokoh masyarakat dan pemuda, mereka diantaranya Asnan Mahadar, Sugianto alias Mas Tato, Hery Saputra, Budiman, Nurul Fadli dan Rio Nugraha.
Sebelumnya, beberapa jam jelang keberangkatan, Jum'at (22/7/2022) pukul 11:00 WIB, kafilah yang akan ikut ke MTQ Riau itu menjadi berkurang. Dari awal yang jumlahnya 23 orang yang terdiri dari 14 peserta dan 9 official, kini hanya menyisakan 10 orang yang terdiri dari 7 peserta dan 4 orang official.
Adapun alasan yang dilontarkan, banyak peserta yang notabene masih ada kaitan dengan keluarganya yang berstatus ASN maupun honorer.
"Jelang keberangkatan pagi ini banyak yang menyampaikan jika mereka tidak bisa ikut serta dan batal berangkat. Entah ada intervensi atau ketakutan alami. Alasan yang kita tangkap adalah banyak dari mereka yang berstatus honorer dan ada juga orang tuanya yang berstatus sebagai ASN, itu saja alasan yang kita dapatkan," kata H Zulkhairil selaku official kafilah Kepulauan Meranti.
Mas Tato menambahkan, dengan berkurangnya peserta, maka anggaran yang awalnya tidak cukup mengakomodir kebutuhan kafilah bisa dimaksimalkan.
"Dengan adanya peserta yang berkurang, anggaran yang ada menjadi cukup untuk mengakomodir semua kebutuhan kafilah. Setiap peserta kita bekali uang saku per orangnya sebesar Rp 1,5 juta," pungkasnya.
(Budiman)
MESKIPUN TAK DI BIAYA PEMDA PESERTA KAFILAH MERANTI TETAP DI BERANGKATKAN OLEH RELAWAN DEMI NAMA BAIK MERANTI.
4/
5
Oleh
Suara Kedaulatan News